Cerpen Dodi Prananda
(Koran Haluan, 16 Oktober 2011)
Saya tidak pernah tahu, sejak kapan bapak saya hobi mengoleksi kelinci. Bila bertanya pada ibu soal itu, ibu selalu menutup mulut. Hanya diusia tujuh tahun dulu, ibu pernah bercerita bahwa bapak saya sangat menyukai kelinci. Dan setelah itu, saya tidak lagi pernah mendapat cerita tentang kenapa bapak saya begitu menyayangi kelinci.
Bila malam datang dan saya mesti makan malam dengan bapak dan ibu, saya mendadak malas. Saya ingin berdiam di dalam kamar. Membiarkan diri saya sendiri. Membiarkan saya sendiri menelan sepi. Tapi, ada desakan untuk mesti bertemu keduanya; ibu dan bapak. Bilamana saya harus mengurung diri di dalam kamar, saya jadi tak tega bila melihat ibu saya bersedih, ditusuk batinnya oleh bapak saya.
Baca lebih lanjut